Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sabtu, 02 April 2016

Essay Apresiasi Prosa Fiksi: Mengupas Kumpulan Cerpen Manusia Kamar Karya Seno Gumira Ajidarma



Nama   : Asih Hayatunnisa
Kelas   : 3B Diksatrasia (2222121031)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Kumpulan cerpen Manusia Kamar karya Seno Gumira Ajidarma yang terdiri dari enam belas judul, yaitu Nyanyian Sepanjang Sungai, Pembunuhan, Manusia Kamar, Ngesti Kurawa, Daun, Cerita dari Sebuah Pantai, Tante W, Matinya Seorang Pemain Sepak Bola, Katakan Aku Mendengarnya, Matinya Seorang Wartawan Ibu Kota, Selingan Perjalanan, Khayalan dari Tepi Kolam Renang, Selamat Pagi bagi Sang Penganggur, Tentang Seorang Kawan, Khayalan dari dalam Bis yang Meluncur, dan Matinya Seorang Penari Telanjang. Lumayan banyak memang, berbeda dengan kumpulan cerpen yang pernah saya baca karya Djenar Maesa Ayu yang berjudul Jangan Main-Main dengan Kelaminmu tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit bagi saya. Kumpulan cerpen karya Seno ini dari tiap judulnya menceritakan hal yang berbeda-beda dan menarik untuk dibahas.
Sebelum kita bahas lebih jauh mengenai kumpulan cerpen karya Seno ini, saya sedikit memaparkan biografi seorang Seno Gumira Ajidarma yaitu sastrawan terkenal dan cukup senior yang lahir di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 19 Juni 1958. Dia berbeda dengan ayahnya, dia lebih memilih tidak sekolah dan berpetualang sesuka hatinya terinspirasi dari film-film petualngan yang seru, yang pada akhirnya dia melanjutkan sekolahnya karena perintah dari ibunya. Selain seorang sastrawan, Seno juga merupakan seorang seniman, dia masuk jurusan Sinematografi di Institut Kesenian Jakarta. Seno menjadi seniman terinspirasi dari Rendra yang santai dan berambut gondrong. Ya, rambut gondrong, Seno berambut gondrong, saya melihat langsung ketika mengikuti acara seminar yang pembicaranya adalah Seno. Ketika bertemu langsung dengan Seno, dia adalah pribadi yang cukup ramah ketika mengisi acara, dan dia cukup kocak sehingga membuat para peserta tertawa di selingan acaranya.
Ketika membaca kumpulan cerpen Manusia Kamar karya Seno, perasaan saya campur aduk, merasa sedih, tegang, kasihan, lucu, aneh, dan terkadang kurang mengerti. Karena dari setiap judulnya menceritakan hal yang berbeda, tidak melulu sedih, tidak melulu senang atau bahkan tidak melulu humor. Seperti pada cerpen yang berjudul Matinya Seorang Penari Telanjang misalnya, pada saat membaca cerpen tersebut saya merasa tegang, seperti berada di posisi Sila tokoh utama dalam cerpen tersebut yang sembunyi di lorong kecil, kotor, bau dan gelap karena dikejar-kejar oleh pembunuh, terlebih ketika membaca di akhir cerita sangat menegangkan sekali ketika kedua pembunuh menemukan Sila dan akhirnya Sila terbunuh.
Kemudian pada saat membaca bagian Manusia Kamar, saya merasa aneh, memang ada manusia seperti itu? memang ada manusia yang dapat bertahan tanpa berinteraksi atau tanpa bantuan manusia yang lainnya? mulai dari makan hingga membeli buku dia lakukan tanpa berinteraksi langsung dengan orang-orang yang bersangkutan, sungguh ajaib memang. Tapi di sisi lain ada segi kocaknya juga ketika membaca Manusia Kamar tersebut, ketika sahabatnya mengira mungkin dia membuat kuburannya sendiri dalam rumah yang cukup aneh yang ia tinggali sendirian.
Lalu dengan cerpen yang berjudul Tentang Seorang Kawan, disini saya kurang paham maksud dan tujuan dari cerita tersebut, karena ceritanya sangat sedikit yang menceritakan tentang seorang perempuan di peron stasiun yang sedang duduk melamun, selain perempuan itu tak ada lagi tokoh lain yang diceritakan, jadi entah siapa yang dimaksud dengan “seorang kawan” tersebut.
Matinya Seorang Pemain Sepak Bola,  melihat sosok Sobrat tokoh utama dalam cerita ini saya jadi teringat dengan Timnas Indonesia U-19 yang saat ini sedang gembor-gembornya karena kehebatan mereka. Sobrat adalah seorang dari kalangan biasa yang ingin mengharumkan nama bangsa dengan bermain sepak bola, begitu juga dengan Timnas U-19 banyak dari mereka yang hanya dari kalangan menengah seperti Evan Dimas misalnya, dia menggunakan sepatu bola bekas yang berharga murah karena orang tuanya tidak mampu membelikan yang asli yang berharga mahal, tetapi Evan bisa mengharumkan nama bangsa dengan mencetak beberapa gol disetiap pertandingan seperti Sobrat.
Dilihat dari semua cerpen yang ada dalam kumpulan cerpen Manusia Kamar karya Seno ini, dari keenam belas judulnya hampir sebagian membahas tentang pembunuhan atau terbunuhnya tokoh utama dalam cerita, seperti Matinya Seorang pemain Sepak Bola, Matinya Seorang Wartawan Ibu Kota, Matinya Seorang Penari Telanjang, Pembunuhan. Mungkin maksud dan tujuan Seno mengangkat tema pembunuhan dalam cerpen-cerpennya adalah ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa seperti itulah potret kehidupan manusia untuk mempertahankan hidup, mempertahankan jabatan, mempertahankan kehormatan, atau bahkan membalaskan dendam karena rasa sakit hatinya yaitu dengan membunuh.
Dan masih banyak lagi cerita pendek lainnya yang membuat saya cukup terhibur dalam mengisi waktu luang. Dalam kumpulan cerpen karya Seno ini tiap judul tidak sama banyaknya, ada yang cukup tebal, ada yang sedang dan ada yang sangat sedikit sekali seperti Tentang Seorang Kawan itu hanya satu setengah halaman saja. Dari segi bahasa dalam karya Seno ini tidak membosankan, dia menulis sehingga pembacanya tidak merasa bosan ketika membaca karyanya, yang ada ingin terus dan terus membaca tak ingin berhenti karena tertarik dengan ceritanya yang membuat penasaran pembaca. Namun pembaca seperti saya yang berasal dari sunda, kurang mengerti dengan istilah-istilah jawa yang ia tuangkan dalam cerpennya seperti pada judul Ngesti Kurawa, disini saya kurang paham dengan istilah-istilah jawa, jadi saya kurang mengerti dengan maksud dari keseluruhan cerpen tersebut.

Sunday, October 20, 2013, 17:10:09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar