Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Senin, 04 April 2016

Review: Maybelline ClearSmooth All In One BB 02 Natural

Assalamualaikum ^,^ haii readers kumaha damang? Sehat pastinya kaaan.. kalo kurang sehat berarti anda cukup kuaat untuk pegang hape kepoin review nya akyuuu hihi heureuy atuh euy semoga yg lg kurang sehat segera disembuhkan oleh Yang Maha Kuasa yaa dan yang sehat dikasih sehat teruus pastinyaa aamiin o:)
Kesempatan kali ini aku mau apa yaaaaaa…………….breng breeeeeeng~ review kosmetik!!! Yeaaaay tepuk tangan dong ^v^ *krik krik* -___-  betewe ini perdana looh aku review kosmetik hohoho~ Alhamdulillah lagi dikasih semangat buat ngetik mencurahkan isi hati dan pikiran melalui akun blog aku yang masih baby ini (bwehe iya masih baru begono maksudnya masih eneeew :D). Karena perdana dan juga pemula, aku mau review kosmetik yang udah pernah aku pake atau kosmetik sehari-hari gicyuuuh (ribet deh ya -__-) dan yang mau aku review adalah kosmetik yang pertama kita pake kalo mau bepergian, apakah itu? yeah alas bedak tentunya atau bahasa gaholnya foundation, bahasa Inggris sih yak bukan bahasa gahol -__- langsung aja yuk ah cuss eym~

Maybelline ClearSmooth All In One BB 02 Natural, udah pada tau dijudul pastinya yaa aku bakal review ini mhehehe.. sissy sissy pasti tau dong apa itu BB Cream, setelah melegenda di Korea Selatan akhirnya di Indonesia pun berbagai brand kosmetik marak meluncurkan produk BB Cream mereka, dengan keunggulan masing-masig tentunya. BB Cream multifungsi dalam satu kemasan, selain sebagai alas bedak, BB Cream pun memberi berbagai manfaat lainnya.  Begitupun dengan Maybelline ClearSmooth All In One BB 02 Natural yang aku beli di Toko Mahmud daerah Pamoyanan, Kota Bandung, yang kebetulan waktu itu lagi liburan ke rumah teteh (kakak perempuanku), terus walking-walking(?) gitu dan hinggap di beauty shop (Toko Mahmud), eh nemu deh si Maybelline ClearSmooth All In One BB 02 Natural ini, kemudian belilah saya (ko jadi kemana mana gini yak -.-“), balik ke laptop ah~ jadi terdapat 8 manfaat yang disuguhkan oleh BB Cream ini, berikut deskripsi yang aku rasakan di setiap poinnya:
  •   Kulit tanpa kilap sepanjang hari
Ini sangat berlawanan dengan yang aku rasakan, justru sangat mengkilap ketika sudah terpapar sinar matahari dan ketika aku berkeringat atau merasa gerah. Hal ini mungkin karena tidak cocok dengan kulit aku yang oily (berminyak). Tapi tujuan awal aku mencoba produk ini karena aku terhipnotis dengan poin ini dan mengingat kulit aku yang sangat oily, tapi kenyataan berkata lain mungkin memang tidak cocok~ huhu L
  • Kulit tampak cerah
Ya memang tampak cerah, namun pada awal pengaplikasian saja, terlebihnya ketika sudah terpapar sinar matahari, tampak cerah itu terbang begitu saja~ dadaaah cerah L
  • Melindungi kulit dari penggelapan karena sinar matahari
Emmm sejauh aku menggunakan produk ini merasa kulitku sama saja, tidak menggelap ataupun menjadi lebih cerah, jadi poin ini cukup berfungsi yaa (y)

  •  Menutup ketidaksempurnaan
Yaaa sedikit menutup noda-noda hitam di kulit muka aku yang diakibatkan bekas jerawat.

  • Pori tampak kecil.

Berfungsi pada awal pengaplikasian, namun jika sudah terpapar panasnya matahari, pori-pori aku kembali seperti semula L
  •         Kulit tampak lebih halus
Kayaknya engga deh muka aku tetep begini aja ga ada perubahan lebih halus L
  •          Meratakan warna kulit
Tidak bisa menutup kantung mata aku yang gelap, jadi tidak rata menyeluruh.
  •          Melembapkan sepanjang hari
Lembab banget sampe oily banget malah muka aku jatohnya.

Nah ini dia penampakan isinya, warnanya krem soft gitu, teksturnya lembut dan agak adem di kulit. Ini aku oles-oles di tangan, terlihat bukan perbedaan warna kulit yang ga dioles sama yang dioles? 



Selain manfaat yang udah aku paparkan sebelumnya, Maybelline ClearSmooth All In One BB 02 Natural ini mengandung SPF 21 PA++ yang lumayan melindungi ganasnya sinar UV. Dan kenapa aku pilih nomor 02 Natural, karena sewaktu beli aku sempet bingung, jadi pilih natural aja gitu yang sepertinya cocok untuk semua warna kulit. And then.. dilihat dari kemasannya emmm yaaaah simpel, terus warna ijo toska muda merepet telor asin(?) yaah modelan warna pastel gitu.. dan tutpnya sedikit ribet harus puter-puter hehe.. Dari wanginya aku kurang suka, gak nyantai doi nyengat banget nusuk idung aku yang sensitive huhu~ Harga? standar lah yaa buat setingkat BB Cream dan cocok dikantong mahasiswa wkwkwkwk :D

So…
Star: 3/5
Harga: RP. 33.000,- (mungkin tiap toko dan tiap daerah berbeda harga)
Beli lagi?: sepertinya enggak deh, ini aja belum abis aku udah stop, jadinya ganti ke yang sebelumnya deh. Mau tau apa? Tunggu review selanjutnya yaa hehe
Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat J Tulisan ini tidak bermaksud menjelekkan atau menyindir brand terkait, hanya mencurahkan pengalaman aja. Siapa tau kalo di kamu cocok, kan tipe kulit muka setiap orang berbeda-beda (^^)v

Wassalamualaikum :*

Artikel Kuliner: RM. Pecak Bandeng Sawah Luhur Menu Menawan Harga Berkawan

RM. PECAK BANDENG SAWAH LUHUR MENU MENAWAN HARGA BERKAWAN
Oleh: Asih Hayatunnisa


Bandeng. Siapa yang tidak kenal dengan makhluk air yang satu ini.  Spesies ikan yang tinggal dalam air payau ini cukup digemari oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Walaupun durinya cukup mengganggu, hal tersebut dapat di atasi oleh para ahli kuliner sehingga ikan khas Asia Tenggara ini selalu di buru oleh para pecinta seafood. Seperti rumah makan milik seorang ibu yang bernama Asnayati, yaitu RM. Pecak Bandeng Sawah Luhur.

Rumah makan yang berdiri sejak Mei 2010 ini menawarkan traditional food khas Serang, khususnya menu utama, yaitu pecak bandeng. Selain menu utama, terdapat berbagai menu lainnya dengan berbahan dasar ayam, udang cumi, kakap, kepiting, dan kerang. Selain itu, adapun menu pelengkap, seperti sayur asem, karedok, tumis kangkung. Lalu selain makanan, terdapat berbagai menu minuman, mulai dari jus, kopi, teh, dan lain sebagainya. Dalam pengolahan, terdapat bermacam-macam pengolahan, yaitu dibakar, dipepes, digoreng, dan direbus. Untuk rasa boleh dicoba, pecak olahan ibu Asnayati ini beda dari yang lain, karena cara pembuatannya dan menggunakan bahan-bahan yang alami tanpa pengawet.

Selain rasa, harga tentu merupakan hal yang dipertimbangkan oleh para pencinta kuliner. Seafood memang terkenal dengan harganya yang cukup bergengsi, namun rumah makan yang berlokasi di Sawah Luhur ini, menawarkan menu menawan tapi harga berkawan. Harga satu porsi pecak bandeng hanya Rp. 20.000,- sudah termasuk sayur asem, kemudian menu makanan lainnya mulai  dari Rp. 3.000,- hingga Rp. 40.000,-. Adapun menu minuman, harga mulai dari Rp. 5.000,- hingga Rp. 12.000,-.
 
Dengan konsep lesehan tradisional dengan latar pemandangan air payau dan pepohonan, serta angin yang berhembus sejuk, rumah makan ini cocok untuk acara besar, seperti makan bersama keluarga, rekan kerja, acara reuni, dan lain sebagainya.

RM. Pecak Bandeng Sawah Luhur bisa menghabiskan kurang lebih 100 kg ikan bandeng pada akhir pekan, dengan ikan yang berasal dari ternak sendiri dan dari tetangga. Adapaun omzet tiap bulannya, Ibu Asnayati dapat meraup keuntungan hingga 50 juta rupiah (kotor). Terdapat 20 pegawai yang dipekerjakan oleh sang pemilik rumah makan.

Rumah makan ini sangat recommend. Jika anda penasaran dan ingin mencoba, anda bisa datang langsung ke lokasi di Jalan Pontang KM. 10, Sawah Luhur, Kasemen – Kota Serang, Banten. Buka setiap hari pada pukul 08.00 hingga 18.00.

Sabtu, 02 April 2016

Puisi: Duri Berlumur Madu



Duri Berlumur Madu
Oleh: Asih Hayatunnisa
 
Dalam kebisuan ini
Terbungkus kepingan tanya
Langit keyakinan redup
Hangus oleh khianat

Fatihah yang penuh dengan madu
Madu yang memanja lidah perasaan
Madu yang memikat kelogisan otak
Ternyata hanyalah madu yang melumurkan duri

Ketika madu habis disapu pasir waktu
Ketika duri terkuak menusuk segumpal darah
Syaraf percaya putus dalam sekejap
Menyisakan serpihan beling dendam


Wednesday, November 11, 2015, 11:51:47



Maapiiiiiin kalo puisinya alaaay lebay ga jelaaazzzzzz bhehehehe maklum puisi perdana, walaupun aku jurusan sastra tapi ga begitu suka sama puisi. Inipun nulis puisi karena tuntutan tugas kuliah mhihihihi :p

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA: TATARAN SINTAKSIS BIDANG FRASA DALAM KARANGAN KESAN PESAN SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 2 CIRUAS TAHUN AJARAN 2015/2016



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS BIDANG FRASA DALAM KARANGAN KESAN PESAN SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 2 CIRUAS TAHUN AJARAN 2015/2016
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kesalahan



Disusun oleh:
Asih Hayatunnisa
2222121031
7B




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015


A.    LATAR BELAKANG
            Bahasa merupakan alat  komunikasi manusia, karena berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan isi pikiran manusia kepada manusia lainnya. Dalam mengunggapkan isi pikirannya melalui bahasa dapat berupa bahasa lisan maupun tulisan. Orang yang bisa berbahasa lisan belum tentu bisa menulis bahasa, hal tersebut karena faktor buta huruf. Begitupun orang yang bisa bahasa tulis belum tentu bisa bahasa lisan, hal tersebut berkemungkinan orang itu menderita tuna wicara. Dalam pengajarannya bahasa dapat bersifat informal dan formal. Menurut Tarigan (1988), Pengajaran bahasa yang bersifat informal biasanya terjadi di lingkungan keluarga, dalam pergaulan dengan tetangga dekat, teman sepermainan, atau dalam pergaulan antar etnik. Pengajaran bahasa yang bersifat formal terjadi di sekolah. Pengajaran bahasa yang bersifat informal biasanya disebut dengan pengajaran bahasa secara alamiah sedang pengajaran bahasa secara formal disebut dengan istilah pengajaranbahasa secara ilmiah.
            Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia dalam Negara Indonesia adalah bahasa yang perlu diterapkan dalam kegiatan formal, seperti di pemerintahan, perusahaan-perusahaan, sekolah, perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Di sekolah, bahasa Indonesia sudah diterapkan mulai dari sekolah dasar dan  merupakan pelajaran wajib, juga sebagai mata pelajaran yang ada di ujian nasional. Penerapan bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk mengenalkan bahasa yang baik dan benar kepada siswa, baik bahasa lisan maupun tulis.
Pada umumnya siswa menganggap mudah terhadap pelajaran bahasa Indonesia, karena beranggapan setiap hari sudah berbahasa Indonesia, dan hal tersebut adalah hal yang sangat mudah. Namun pada kenyataannya, tidak sedikit siswa yang lemah di pelajaran ini, terutama dalam hal menulis, tidak jarang terjadi kesalahan-kesalahan. Norrish (1983: 12-13) dalam Mansoer (1989) berpendapat bahwa kesalahan bersumber pada gurunya dalam: (a) pemilihan bahan, (b) pengajaran, (c) contoh bahasa yang digunakan sebagai bahan, (d) si terdidik. Bahan yang terlalu tinggi atau bahan yang tidak menarik minat si terdidik dapat menyebabkan kesalahan. Guru kurang memberi contoh, si terdidik kurang diberikan rangsangan untuk mengembangkan aktivitas berbahasanya. Sedangkan menurut (Richards, Ed. 1974: 190) berpendapat bahwa kesalahan bersumber pada (i) strategi belajar, (ii) teknik mengajar, (iii) sistem bahasa yang dipelajari, (iv) umur si terdidik, dan (v) situasi sosio-linguistik si terdidik.
Kesalahan siswa dalam hal menulis selain faktor gurunya, bisa disebabkan dari diri siswa sendiri, yaitu kurangnya minat baca, kurang membaca, dan jika sudah tidak gemar membaca, maka berkemungkinan lemah dalam menulis, karena wawasannya kurang luas, tidak terbiasa melihat struktur kalimat yang benar, penulisan kata yang benar, dan lain sebagainya.
Setelah mengetahui penyebab lemahnya siswa sekolah menengah pertama dalam hal menulis, mungkin akan timbul pertanyaan: “untuk apa menelaah atau menganalisis kesalahan berbahasa pada pelajar?” menelaah kesalahan pelajar khususnya kesalahan berbahasa, mengandung dua maksud utama, yaitu:
1)      Untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk membuat atau menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat proses belajar bahasa;
2)      Untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan kepada para pengembang kurikulum, bagian mana dari bahasa sasaran yang paling sukar diproduksi oleh para pelajar secara baik dan benar, serta tipe kesalahan mana yang paling menyukarkan atau mengurangi kemampuan pelajar untuk berkomunikasi secara efektif (Dulay [et al], 1982: 138).
Tarigan dan tarigan (1988: 142) mengatakan bahwa mengetahui kesalahan para pelajar mengandung beberapa keuntungan antara lain:
a)      Untuk mengetahui sebab musabab (atau penyebab kesalahan itu, untuk memahami latar belakang kesalahan tersebut;
b)      Untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh para pelajar;
c)      Untuk mencegah atau menghindari kesalahan yang sejenis pada waktu yang akan datang, agar para pelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
Kemampuan menulis siswa SMP 2 Ciruas cukup rendah, peneliti mengidentifikasi hal tersebut ketika melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada bulan September hingga November 2015 kemarin. Maka dari itu peneliti mengguanakan sampel salah satu kelas sembilan dari tiga kelas yang peneliti pegang, yaitu kelas IX C SMPN 2 Ciruas untuk dianalisis kesalahan berbahasanya pada bidang menulis dengan menggunakan analisis kesalahan tataran sintaksis.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana kesalahan berbahasa tataran sintaksis dalam karangan pesan dan kesan siswa kelas IX C SMPN 2 Ciruas?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Mendeskripsikan kesalahan berbahasa tataran sintaksis dalam karangan pesan dan kesan siswa kelas IX C SMPN 2 Ciruas.

D.    METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Data yang dikumpulkan berasal dari hasil observasi. Riduwan (2010: 76) menjelaskan bahwa observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Hadi (1986) dalam Sugiyono (2011: 196) berpendapat bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi ini digunakan apabila penelitian yang diamati tidak terlalu besar.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX C SMPN 2 Ciruas yang berjumlah 35 orang.
Penelitian dilakukan pada bulan September hingga November yang berlokasi di SMPN 2 Ciruas, kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Dan dilanjutkan dengan penganalisisan pada bulan Desember 2015.

E.     KAJIAN TEORI
1.      Analisis Kesalahan
1.1 Pengertian Analisis Kesalahan
Ruru dan Ruru (1985: 2) mengutip pendapt Crystal (1980) yang mengatakan: “Analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh si terdidik yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik”
Corder (dalam Richards Ed. 1974: 25) membedakan pengertian kekeliruan dengan kesalahan. Kekeliruan mengacu pada performansi, sedangkan kesalahan mengacu pada kompetensi. Dengan kata lain, kekeliruan adalah penyimpangan yang tidak sistematis, misalnya karena kelelahan, emosi atau salah ucap, sedangkan kesalahan adalah penyimpangan-penyimpangan yang sifatnya sistematis, konsisten dan menggambarkan kemampuan si terdidik pada tahap tertentu (Baradja, 1981: 12. Norrish, 1983: 7).
1.2 Tujuan Analisis Kesalahan
analisis kesalahan dapat dibagi atas analisis keslahan tradisional dan anlisis kesalahan yang disempurnakan. Menurut Sridhar (1975) yang dikutip oleh Baradja (1981: 11) analisis keslahan tradisional jelas-jelas pragmatis, yaitu memperoleh balikan untuk keperluan penyusunan buku teks dan penyempurnaan strategi pengajaran. Dengan demikian analisis kesalahan dapat digunakan guru untuk:
(i)      menentukan urutan sajian
(ii)     menentukan meneknan-penekanan dalam hal penjelasan dan latihan
(iii)    memperbaiki pengajaran remedial
(iv)    memilih butir-butir yang tepat untuk mengevaluasi penggunaan bahasa si terdidik.
Analisis kesalahan yang disempurnakan menurut Corder yang dikutip Baradja (1981: 12) mempunyai dua tujuan, yaitu yang sifatnya lebih teoretisdan yang sifatnya lebih praktis.
1.3 Metodologi Analisis Kesalahan
Metodologi anakes dari dulu hingga kini dapatdikatakan relative uniform. Kalaupun ada perubahan hanya berupa variasi yang sifatnya tidak mendasar. Ada dua orang pakar yang telah mengemukakan metodologi anakes, yakni Ellis (1986: 296) dan Sridhar (1985: 222).
Metodologi anakes bersifat ortodoks dalam arti tidak berkembang dari dahulu sampai sekarang. Namun akhir-akhir ini ada dua langkah lagi yang disarankan untuk memperlengkapi langkah-langkah terdahulu. Kedua langkah yang dimaksud adalah:
(1)     menganalisis sumber kesalahan
(2)     menentukan derajat gangguan yang disebabkan oleh kesalahan itu. 
Dari sumber-sumber di atas dapat disusun langkah-langkah kerja baru anakes melalui penyeleksian, pengurutan, dan penggabungan. Hasil modifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
(1)     mengumpulkan data: berupa kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa, misalnya hasil ulangan, karangan, atau percakapan.
(2)     menidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan: mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan kategori kebahasaan, misalnya kesalahan-kesalahan pelafalan, pembentukan kata, penggabungan kata, penyusunan kalimat.
(3)     memperingkat kesalahan: mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuensi atau keseringannya.
(4)     menjelaskan kesalahan: menngambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan contoh yang benar.
(5)     memprakirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan: meramalkan tataran bahasa yang dipelajari yang potensial mendatangkan kesalahan.
(6)     mengoreksi kesalahan: memperbaiki dan bila dapat menghilangkan kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi.
2.      Analisis Kesalahan Berbahasa
2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa
Apa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa? Terdapat dua ukuran dalam menjawab pertanyaan tersebut, yaitu:
(1)  berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi. Faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi itu adalah: siapa yang berbahasa dengan siapa, untuk tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu), dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan dan suasana), dengan jalur apa (lisan atau tulisan), dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, kawat, buku, koran dan sebagainya), dalam peristiwa apa (bercakap-cakap, ceramah, upacara, laporan, lamaran kerja, pernyataan cinta, dan sebagainya).
(2)  berkaitan dengan aturan atau kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah tata bahasa (Depdikbud, 1995).
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. Para guru dan orang tua (terlebih para ibu) yang telah berupaya memenangkan pertarungan begitu lama dan sabar terhadap kesalahan berbahasa murid-murid dan anak-anak mereka tiba pada satu kesimpulan, pada suatu realisasi, bahwa berbuat kesalahan merupakan suatu bagian belajar yang tidak terhindarkan.
Kesimpulannya, kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyipang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
2.2 Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi: kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan, Djago dan Lislis Siti Sulistyaningsih, 1996/1997: 25).
3.      Sintaksis
Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik tentang susunan kalimat dan bagian-bagiannya; ilmu tata kalimat (Tim Penyusun Kamus, 1996: 946). Ramlan (1987: 21) mendefinisikan sintaksis sebagai bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Kesalahan dalam tataran sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada bidang morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata.
4.      Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis
Kesalahan dalam tataran sintaksis antara lain berupa: kesalahan dalam bidang frasa dan kesalahan dalam bidang kalimat. Kesalahan dalam bidang klausa tidak dibicarakan tersendiri, tetapi sekaligus sudah melekat dalam kesalahan di bidang kalimat.
4.1 Kesalahan dalam Bidang Frasa
Kesalahan berbahasa dalam bidang frasa dapat disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:
(a) adanya pengaruh bahasa daerah;
(b) penggunaan preposisi yang tidak tepat;
(c) kesalahan susunan kata;
(d) penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir;
(e) penggunaan bentuk superlative yang berlebihan;
(f) penjamakan yang ganda, dan
(g) penggunaan bentuk resiprokal yang tidak tepat.
4.2 Kesalahan dalam Bidang Kalimat
Kesalahan dalam bidang kalimat dibedakan berdasarkan bentuk kalimat itu sendiri:
(a) kalimat tidak bersubjek;
(b) kalimat tidak berpredikat;
(c) kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat;
(d) penggandaan subjek;
(e) antara predikat dan objek yang tersisipi;
(f) kalimat yang tidak logis;
(g) kalimat yang ambiguitas;
(h) penghilangan konjungsi;
(i) penggunaan konjungsi yang berlebihan;
(j) urutan yang tidak pararel;
(k) penggunaan istilah asing;
(l) penggunaan kata tanya yang tidak perlu.
5.      Penerapan Analisis Kesalahan
5.1 Teknik Analisis
Norrish (1983: 80-81) mengemukakan dua mekanisme menganalisis kesalahan. Mekanisme yang diusulkan yakni membuat kategori kesalahan dan mengelompokkan jenis kesalahan itu berdasarkan daerahnya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan mekanisme membuat kategori kesalahan. Secara teknis mekanisme ini dilaksanakan dengan cara (i) melaksanakan kategori seleksi awal, (ii) menentukan kategori kesalahan, (iii) mencek cepat.
5.2 Dukungan Terhadap Analisis Kesalahan
Agar anlisis dapat diterapkan, kita harus membentengi diri dengan pengetahuan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pengetahuan bahasa yang diperlukan.
Dalam kaitannya dengan bidang sintaksis harus dikuasai:
-          Urutan kata yang tepat
-          Logika kalimat
-          Koherensi
-          Pemilihan kata, padat, singkat, jelas, efektif, konsisten, relevan
-          Pemakaian kata sambung yang tepat
-          Tidak ambigu
-          Sesuai dengan latar belakang sosiolinguistik
-          Pungtuasi
Penguasaan tercapai apabila rajin (i) membaca kamus, (ii) mempelajari kaidah bahasa, (iii) melati menulis efektif, (iv) menambah kosa kata yang telah dimiliki dengan segala kemungkinan perubahan bentuk dan makna, (v) melatih kemampuan berbahasa , baik membaca, berbicara, mendengarkan, maupun menulis, (vi) mengikuti siaran radio atau televisi, (vii) mengikuti perkembangan kebahasaan melalui buku yang relevan, (viii) mencari dan mempelajari bentuk yang salah dan yang benar, (ix) menambah pengetahuan kebahasaan, baik melalui pendidikan formal, maupun nonformal, dan (x) mengikuti perkembangan kebahasaan melalui pertemuan ilmiah, misalnya diskusi, lokakarya, kofenensi, kongres, seminar, atau symposium.
Karena peneliti merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, telah mempelajari mata kuliah sintaksis, sehingga cukup paham mengenai bahasan yang terdapat dalam sintaksis.

F.     PEMBAHASAN
Setelah dikategorikan satu per satu karangan siswa, dari 35 siswa terdapat 11 siswa yang mengalami kesalahan bidang frasa pada tulisannya. Dan dari seluruh aspek kesalahan bidang frasa, terdapat satu aspek yang tidak dialami siswa dalam penulisan karangan pesan kesan, yaitu “penjamakan yang ganda”. Berikut merupakan analisis kesalahan berbahasa tataran sintaksis pada bidang frasa:
1.      Adanya Pengaruh Bahasa Daerah
-          Tanpa nama 1
“dulu sih iyah biasa ajah”.
-          Kusmini
“lain kali mampir ke SMP 2 yah bu… apalagi IX C dan jangan lupa Kusmini yah bu…”
-          Cory Ahmad
“Bu Asih kapan-kapan main ke sini yah dan saya doakan semoga ibu cepat menjadi guru”.
(huruf yang ditebalkan pada kutipan karangan tanpa nama, Kusmini, dan Cory menandakan bahwa hal tersebut merupakan pengaruh bahasa daerah. Karena SMPN 2 Ciruas meruapakan daerah yang pada umumnya berbahasa Jaseng (Jawa Serang) yang akhiran katanya cenderung menggunakan konsonan ‘H’ .
-          Kastinah
“kalo ibu pergi pasti saya kangen ama ibu”.
“saya akan selalu inget ama ibu”.
(kata yang bergaris bawah tersebut menunjukkan pengaruh dari bahasa daerah, biasanya bahasa daerah Jaseng jika mengucapkan kata “sama”, menghilangkan huruf ‘S’ nya).
2.      Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
-          Siti Maryanah
“Kami senang di ajar dengan bu Asih”
(penggunaan kata preposisi yang bergaris bawah kurang tepat, akan lebih tepat jika diganti dengan kata “oleh”).
3.   Kesalahan Susunan Kata
-          Siti Maesaroh
“Aku pengen banget ibu ngajar disini sampai nanti aku lulus”,
(kata-kata yang digaris bawahi susunannya kurang tepat, akan lebih tepat jika “sampai aku lulus nanti”.)
-          Arif Nur Fathin
“Bu guru teruslah mengajarkan anak-anak bangga yang seperti kami agar kami bisa seperti bu guru
(kata-kata yang digaris bawahi belum tepat susunan katanya, akan lebih tepat jika seperti ini “teruslah mengajari anak-anak dengan bangga, agar kami bisa seperti ibu”).
4.      Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
-          Arif Nur Fathin
“Terima kasih bu sudah mengajarkan kami terima kasih bu Asih”
(katakata yang bercetak tebal sebaiknya ditiadakan, karena kata ‘terimakasih’ di awal kalimat sudah mewakili keseluruhan).
5.      Penggunaan Bentuk Superlative yang Berlebihan
-          Isdahila
“Selama belajar dengan ibu Asih perasaan aku sangat senang sekali”.
(kata-kata yang bergaris bawah, sebaiknya digunakan salah satu saja, “perasaan aku sangat senang” atau “perasaan aku senang sekali”).
-          Royzatul Amar
“Saya senang sekali ibu sudah mengajarkan tentang apa saja yang ibu ajarkan. Saya sangat senang sekali.”
6.      Penggunaan Bentuk Resiprokal yang Tidak Tepat
-          Tanpa nama 2
“Dulu ibu selalu bikin kesel kita karena kita belum peka sama ibu tapi lama-kelamaan kita senang diajar ibu:
(kata yang bergaris bawah kurang tepat, akan lebih tepat jiga diganti dengan “semakin kesini”)
-          Kastinah
sampai-sampai udah dua bulan diajarkan ibu gak kerasa, kalo ibu pergi pasti saya kangen ama ibu”
(penggunaan kata resiprokal bergaris bawah tersebut kurang tepat, sebaiknya cukup “sampai” saja.)
-          Arif
“saya sangat senang kalau yang ngajar bu Asih karena bisa ketawa-ketawaan
(penggunaan kata resiprokal bergaris bawah tersebut kurang tepat, akan lebih tepat jika menggunakan “ketawa-ketawa”).

G.    SIMPULAN
Hasil dari penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut:
1)      Presentase dari kelas IX C yang mengalami kesalahan berbahasa bidang frasa pada karangan pesan kesan, yaitu sekitar kurang lebih 30%.
2)      Dari seluruh aspek kesalahan bidang frasa, kesalahan karena pengaruh bahasa daerah lebih dominan, yaitu terdapat 4 siswa.
3)      Kemampuan menulis siswa kelas IX C SMPN 2 Ciruas tidak buruk dan sudah cukup baik, karena kurang dari 50% yang mengalami kesalahan berbahasa bidang frasa.
 
Sumber Pustaka
Pateda, Mansoer. 2009. Analisi Kesalahan. Flores: Nusa Indah.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pressindo.
Henry dan Tarigan. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Friday, December 11, 2015, 20:28:05